THIS ADS by GOOGLE
Setahun sudah aku dan suamiku menikah. Kehidupan rumah tangga yang kami jalani sebenarnya biasa saja. Sebagaimana orang lain, kami menikah setelah saling mengenal beberapa waktu lamanya. Dikarenakan kami berasal dari kampung, yang biasanya hanya perlu mendaftarkan diri di KUA saja, tidak mengadakan pesta 'wah' yang besar-besaran.
Rencana memiliki momongan pun belum sempat terpikirkan. Setelah setahun suamiku akhirnya mendapat kenaikan gaji dan bisa sedikit menabung. Ditambah dengan dana pinjaman dari sanak famili, kami pun mampu membeli rumah ala kadarnya, yang penting bisa ditempati.
Rencana memiliki momongan pun belum sempat terpikirkan. Setelah setahun suamiku akhirnya mendapat kenaikan gaji dan bisa sedikit menabung. Ditambah dengan dana pinjaman dari sanak famili, kami pun mampu membeli rumah ala kadarnya, yang penting bisa ditempati.
Tepat di hari kami mendapatkan kunci rumah, suamiku memelukku erat sambil berkata: "Aku berjanji, istriku, sejak saat ini akan kuberikan keluarga bahagia. Kita punya tempat tinggal yang sebenarnya, kaupun harus bersiap, aku akan berjuang, kau harus jaga kesehatan, kita akan segera mempunyai momongan." Aku mengangguk bahagia sembari terharu.
Kemudian... Tidak kuketahui apa diriku yang salah, atau suamiku yang memang berbeda sejak kami membeli rumah. Karena harus mengembalikan uang pinjaman, keadaan ekonomi kami memang lebih sulit dan makin banyak tekanan.
Tapi sejak saat itu, suamiku sering memberitahu harus lembur. Pada awalnya aku pikir lembur seperti biasa, tapi dia harus lembur setiap hari! Mana ada lembur kok setiap hari? Dia pulang larut sampai jam 1 atau jam 2 dini hari. Anehnya, sepulang kerja, ia langsung masuk kamar mandi dan tidak pernah memperhatikan aku, herannya lagi, ia langsung mencuci baju yang dikenakannya.
Kemudian... Tidak kuketahui apa diriku yang salah, atau suamiku yang memang berbeda sejak kami membeli rumah. Karena harus mengembalikan uang pinjaman, keadaan ekonomi kami memang lebih sulit dan makin banyak tekanan.
Tapi sejak saat itu, suamiku sering memberitahu harus lembur. Pada awalnya aku pikir lembur seperti biasa, tapi dia harus lembur setiap hari! Mana ada lembur kok setiap hari? Dia pulang larut sampai jam 1 atau jam 2 dini hari. Anehnya, sepulang kerja, ia langsung masuk kamar mandi dan tidak pernah memperhatikan aku, herannya lagi, ia langsung mencuci baju yang dikenakannya.
Lalu datanglah hari di mana aku pulang kerja lebih cepat dan menunggu di depan kantornya. Ternyata benar, suamiku tidak lembur! Begitu jam pulang kerja dia langsung keluar kantor dan mengendarai sepedanya, kuikuti ia, bukan arah pulang ke rumah.
Duh aku semakin yakin kalau dia punya selingkuhan! Terlebih setiap pulang dia langsung mandi dan mencuci bajunya, tentu karena takut tercium bau parfum perempuan simpanannya! Pikiranku berkecamuk sambil terus mengikutinya.
Namun kemudian kulihat dia memasuki sebuah restoran barbeque. Aku waktu itu diam di seberang jalan memperhatikan, nampak dia keluar dengan baju putih dan mulai memanggang daging. Suamiku dulu memang pernah bilang dia suka memanggang daging di rumahnya dan banyak yang bilang kalau hasil panggangannya enak.
Duh aku semakin yakin kalau dia punya selingkuhan! Terlebih setiap pulang dia langsung mandi dan mencuci bajunya, tentu karena takut tercium bau parfum perempuan simpanannya! Pikiranku berkecamuk sambil terus mengikutinya.
Namun kemudian kulihat dia memasuki sebuah restoran barbeque. Aku waktu itu diam di seberang jalan memperhatikan, nampak dia keluar dengan baju putih dan mulai memanggang daging. Suamiku dulu memang pernah bilang dia suka memanggang daging di rumahnya dan banyak yang bilang kalau hasil panggangannya enak.
Menyaksikan suamiku sedang memanggang di seberang jalan, tak terasa air mataku mulai menetes. Kuputuskan untuk menyeberang dan duduk di restoran tersebut. Tak lama kemudian seorang pelayan datang menanyakan pesanan, aku hanya berkata ingin segelas air mineral. "Tolong antarkan ke koki yang sedang memanggang daging itu," kataku sambil menunjuk ke arah suamiku.
Pegawai itu merasa aneh, namun tetap mengantarkan pesanank. Tatkala menerima minuman itulah, suamiku heran dan mengangkat kepalanya, melihat aku, lalu meminum habis minuman itu dan langsung menuju ke arahku. Sayang, bagaimana kamu bisa datang kesini? Aku spontan memeluknya dan kukatakan, "Aku tunggu kamu pulang kerja ya."
Pegawai itu merasa aneh, namun tetap mengantarkan pesanank. Tatkala menerima minuman itulah, suamiku heran dan mengangkat kepalanya, melihat aku, lalu meminum habis minuman itu dan langsung menuju ke arahku. Sayang, bagaimana kamu bisa datang kesini? Aku spontan memeluknya dan kukatakan, "Aku tunggu kamu pulang kerja ya."
Malam itu pun suamiku menjelaskan semuanya, bahwa ia punya keahlian memanggang dan tidak merasa lelah. Dia hanya ingin menghasilkan uang tambahan.
Kukatakan kepadanya, "Aku bingung kenapa kamu setiap pulang langsung mandi dan cuci baju, ternyata kamu takut aku mencium bau asap dan daging, aku malahan mengira kau memiliki wanita lain, jadi tadi bertekad mencarimu ."
Lalu suamiku mencium keningku, "Mana mungkin? Kamu adalah wanita paling sempurna untukku, sampai kapanpun tidak ada yang dapat menggantikanmu."
Kukatakan kepadanya, "Aku bingung kenapa kamu setiap pulang langsung mandi dan cuci baju, ternyata kamu takut aku mencium bau asap dan daging, aku malahan mengira kau memiliki wanita lain, jadi tadi bertekad mencarimu ."
Lalu suamiku mencium keningku, "Mana mungkin? Kamu adalah wanita paling sempurna untukku, sampai kapanpun tidak ada yang dapat menggantikanmu."
Baca Lebih Lengkap di Halaman Selanjutnya:
THIS ADS by GOOGLE
Halaman Berikutnya:


0 Response to "Penasaran Suami Selalu Pulang Subuh dan Langsung Mandi, Ia Mengikutinya dan Menemukan Rahasia yang Membuatnya Menangis"
Post a Comment